ANGKA KEMBAR bermakna berlipat GANDA
Berarti Multi Energi untuk berbakti pada negri ini
AL ZAYTUN DAN BANGSA INDONESIA
Oleh : Ade Chan
Sejarah diciptakan oleh sekumpulan kecil manusia yang berwawasan jauh ke depan, kata Sang Pendiri Mahad Al Zaytun- Prof. Dr. HC. AS. Panji Gumilang, M.P.
Al Zaytun yang diresmikan pada 27 Agustus 1999, oleh Presiden Ketiga Republik Indonesia- Prof. Dr. Ing. BJ Habibie, sejak berdirinya telah menginjak usia 22 tahun.
Di usianya yang sekarang, Al Zaytun laksana seorang pemuda tampan nan gagah berani, yang sedang dalam masa gegap gempita menghadapi tantangan global dengan terus bekerja dan berkarya nyata demi kemajuan institusi dan bangsa. Bahkan di masa pandemi COVID-19, geliatnya dalam menerima pelajar dari seluruh Indonesia dan mancanegara tidak surut. Bahkan menjadi inspirasi banyak pihak sebagai institusi yang tetap mengupayakan pembelajaran tatap muka dengan zona hijau yang aman.
Lalu upayanya dalam membangun bangunan fenomenal sekelas peradaban dunia terus berlanjut. Finishing Masjid Rahmatan Lil’ Alamin dan Menara Pemuda Perdamaian, serta membangun jalur aman menuju kampus berupa jalan raya sejauh 3,5 Km. Begitu pula dengan upayanya mengelola lahan pertanian dan perkebunan hingga panen bermacam-macam hasil produksi lahan yang melimpah ruah di saat bangsa ini justru merasakan ‘difficult time’.
Banyak pihak jadi bertanya-tanya.
Benarkah yang hari ini begitu gagah layaknya pemuda berusia 22 tahun ini adalah sebuah institusi pendidikan belaka?
Mengapa Presiden Kedua RI- Haji Muhammad Soeharto, tak hanya menyoal tentang pendidikan saat berkunjung bersama rombongan ke Mahad Al Zaytun pada tahun 2002?
Apa pasal bila Presiden Ketiga RI- BJ Habibie ketika usai meresmikan Mahad Al Zaytun menyampaikan pandangannya tentang visi seorang Syaykh Al Zaytun yang beliau katakan bahwa visi Sang Pendiri Al Zaytun bukan untuk masa satu hingga dua dekade, tetapi visi yang melampaui abad, timeless?
Bagaimana halnya dengan Sang Kepala BIN- AM. Hendropriyono yang datang ke Al Zaytun mewakili Presiden Megawati, begitu mendukung seraya menitipkan pesan moral kepada civitas Al Zaytun agar tempat ini terus dijaga, dipertahankan dan terus dimajukan?
Lantas mengapa Sang Panglima TNI- Jendral Gatot Nurmantyo yang saat memberikan kuliah umum di Kampus Al Zaytun pada tahun 2018 dengan yakin berujar bahwa akan lahir dari Al Zaytun, generasi yang kreatif, bertanggungjawab, dan berwawasan kebangsaan?
Mengapa hal yang senada datang pula dari para tokoh nasional yang berharap Al Zaytun bisa menjadi contoh teladan serta inspirasi bagi kemandirian negara?
Adapun para tokoh lintas agama ikut mendoakan Al Zaytun agar terus berada dalam Kasih Tuhan YME. Mengapa para pendeta, para biksu, dan pemuka agama lainnya meyakini, bahwa Al Zaytun akan mampu mempersatukan umat manusia?
Apa pula yang memotivasi para simpatisan Al Zaytun hingga mereka selama berpuluh tahun begitu setia mendukung pendidikan, pembangunan, pengelolaan lahan serta tercapainya visi dan misi Al Zaytun bagi segenap bangsa?
Inilah yang orang bilang, ‘mestakung’- semesta mendukung. Namun mengapa Al Zaytun bisa didukung oleh banyak pihak? Sebab memiliki visi dan misi yang jelas bagi kemajuan bangsa dan negara Republik Indonesia yang tahapan kemajuannya merupakan pembangunan jangka panjang yang terencana dengan matang.
Berawal dari kuatnya visi dan misi yang digoreskan Sang Founding Father- Syakh Al Zaytun bagi institusinya, yang mottonya memang terdengar out of the box dari sekedar motto sebuah institusi pendidikan.
Motto Al Zaytun.
“Pusat Pendidikan dan Pengembangan Budaya Toleransi dan Perdamaian”.
Inilah yang kemudian menjadi ruh yang sangat kuat, laksana akar yang begitu tajam menghujam ke bumi nusantara, hingga mendorong batangnya untuk terus menjulang ke langit, dan buahnya dirasa manis dan segar serta menyehatkan sesiapapun yang mencicipinya.
Akan dirasa damai yang seketika melesap di relung hati para pengunjungnya. Hingga yang semula berniat mencari-cari cela dan nista, mereka malah pulang dengan segumpal rasa syukur telah melihat sekumpulan kecil manusia Indonesia yang ternyata mampu berkarya besar tanpa perlu tangan-tangan asing penjerat kemiskinan bangsa.
Pada Khutbah Iedul Adha 1441 H, Sang Pendiri Al Zaytun pernah menarik sebuah benang merah atas kondisi bangsa Indonesia. Benang merah itu seketika laksana menarik nyawa yang melayang-layang sebab tak tahu jalan pulang. Syaykh menyadarkan kita bahwa bangsa ini beliau sebut sebagai bangsa yang paling sabar. Apa tamsil?
Menjadi bangsa yang paling sabar di dunia, bermakna bangsa ini akan abadi..
Segala perilaku anarkis yang pernah terjadi di negara ini, faktanya hanya dilakukan segelintir orang suruhan. Bukan perilaku yang sebenarnya dari rakyat Indonesia. Sebab perilaku asli dari bangsa ini ialah kesabaran dalam melihat ketidakadilan, mengalami kedzoliman, mendapatkan hak yang sedikit, serta dipertontonkan dengan kepemimpinan yang tak sesuai harapan, tapi rakyat ini hanya punya doa dan harapan sebagai bias kesabaran.
Tak akan ditemukan sikap dan perilaku paling sabar di belahan negara manapun, hanya dimiliki oleh bangsa Indonesia. Namun berkah penjelasan Syaykh Al Zaytun, sungguh menggembirakan. Bahwa kata sabar sebagaimana tertera dalam Al Qur’an adalah orang-orang yang akan selalu bersama Tuhan.
Innallaha ma’asshaabiriin…
Allah beserta orang-orang yang sabar.
Maka Al Zaytun dan Bangsa Indonesia adalah satu tubuh yang saling kuat kokoh yang kolaborasinya kelak akan menjelmakan negara ini menjadi sebuah negara yang diikuti oleh seluruh negara di muka bumi ini. Sebab kekuatannya telah dijamin oleh Allah Subhanahu Wa Ta’alaa, melalui sikap sabar sebagai pengejawantah keimanan yang tertinggi.
Al Zaytun ibarat pendamping bagi bangsa ini, yang menggiringnya menjadi bangsa yang terdidik. Bangsa yang terdidik ini akan sanggup berkorban bagi kemajuan bangsa dan umat manusia secara keseluruhan. Bangsa ini juga akan sanggup hidup berdampingan dengan sesama bangsanya dan bangsa lainnya di dunia. Dan umur bangsa ini akan panjang dan tak terbatas.
Subhanallah
Alhamdulillah
Allahu Akbar!
22 Tahun Al Zaytun, Dirgahayu!
Majulah dan terus maju
Bisinglah dan terus bising
Dengan ketuk palu di malam hari
Dengan dentum alat berat konstruksi
Dengan deru mesin penggiling pangan
Dengan riuh santri beredukasi
Dengan topo broto yang lekat melekat
Dengan Tuhan yang senantiasa dekat
Demi menuju Indonesia kuat!
Alhamdulillah Merdeka!
With Suci Murni
#25tahunAlZaytun
#MiladAlZaytun
#PembangunanJangkaPanjang
#SyaykhAlZaytun
#RahmatanLilAlamin
#MPP
#AlZaytundanBangsaIndonesia
#IndonesiaHarusKuat
#ProgramJammas
Internal Link :
External Link :
Mari Berkoperasi Demi Wujud Kesejahteraan Bersama ;
0 Comments