“Jangan “Beternak Kebodohan”
Sekalipun Banyak Investor Siap Membiayai Konfrontasi
Diskusi, Jum’at, 17 Agustus 2018
Merdeka Ruh, Merdeka Ilmu, Merdeka Berpikir
Majelis Taklim Produk Rakyat
Komunitas Pengkaji Penghayat Dan Pengamal Al Qur’an ( KP3A ) Rahmatan Lil Alamiin .
Point-point Pemikiran :
1.Ubahlah ‘cara mengaji yang keliru’ manakala kita hanya mengaji tekstual semata-mata tanpa peduli kontekstual;
2.Umat Islam harus berhenti membuat ‘kerumunan’ (hanya sebatas mengumpulkan massa), tetapi bangunlah ‘barisan’ (organisasi dan jaringan)
3.Berhentilah meluapkan ‘kemarahan’ (emosional yang destruktif), mulailah bangun ‘perlawanan’ (legal dan konstruktif);
4.Kecerdasan politik umat harus diasah terus menerus. Sehebat apapun seorang politisi, jika kecerdasannya tidak sesuai kontektual, tidak akan berguna;
5. Teknologi merupakan salah satu ‘kendaraan politik’ tercanggih abad 21;
6. PQ = POLITICAL QUOTIENT, atau Kecerdasan Politik, unsurnya ada 5 point:
a. Kemampuan membangun ‘Kesadaran’ politik,
b. Kemampuan membentuk ‘Kekuatan’ politik;
c. Kemampuan mengambil ‘Kesempatan’ politik;
d. Kemampuan “Mempersatukan” Semua unsur kekuatan politik
e. Kemampuan “Mendayagunakan” kekuatan politik untuk menggerakkan seluruh aspek kehidupan bernegara menuju masyarakat yang adil makmur sejahtera di dunya wal akhirat
7. Unsur ‘Kesadaran’ politik ada 6 point:
a. Pengetahuan;
b. Empati;
c. Aktivasi;
c. Solidarity;
e. Unity;
f. Liberty:
8. Pengetahuan sesorang terhadap kondisi politik tidak serta merta membangun kesadaran politik;
9. Empati seseorang menjadikan pengetahuan politiknya hidup, lalu menjadikan seseorang bergerak (aktivasi); memiliki solidaritas, kesadaran untuk bersatu dan sejahtera bersama.
10.Suara umat Islam pada pemilu 2014, yg diwakili partai Islam hanya 31%. Umat Islam mayoritas, namun tidak menjadi kekuatan politik;
11. Contoh lain tidak adanya ‘Kesadaran’ politik: Misalnya, tidak adanya mobilisasi dana infaq Jumat masjid se-Indonesia untuk disumbangan ke Rohingnya; Umat hari ini masih seperti jutaan buih ditengah lautan yang terombang-ambing oleh gelombang kehidupan. Islam yang kehilangan jati diri rukun Islamnya.
12. Hak politik harus ditegakkan secara individu yakni hak sebagai warga negara. Sifatnya fardhu ‘ain. Dengan cara bangunlah kesadaran akan hak-hak sebagai warga negara;
13. Kalau kita harus ‘bangun’, maka harus ada ‘kekuatan’ untuk bangun. Jika kita mau ‘menang’, maka harus ada ‘kesadaran’ untuk menang;
14. Unsur ‘Kekuatan’ politik terdiri atas 5 point:
a. Memperkuat diri sendiri;
b. Memperkuat kelompok;
c. Memperkuat organisasi,
d. Memperkuat jaringan
e. Mempersiapkan Kaderisasi
15. Tidak ada Islam tanpa berjamaah. Tidak ada jamaah kecuali dengan kepemimpinan. Tidak ada kepemimpinan kecuali dg ketaatan; Tidak ada ketaatan tanpa kesadaran hukum dan perjanjian serta komitmen yang melahirkan integritas.
16. Umat Islam suka membangun organisasi tetapi tidak suka memperkuat jaringan
17. Kapitalisasi hal-hal yang membuat kita kuat, sementara kelemahan kita, mari kita selesaikan dibawah meja;
18. Jadikan masjid untuk membangun jaringan ke-ummat-an, jangan jadikan masjid golongan dan kelompok;
19. Unsur ‘Kesempatan’ politik terdiri atas 3 point:
a. Mempengaruhi kebijakan;
b. Berkuasa;
c. Berkarya Nyata
20. Jika sedang tidak berkuasa, aktiflah pengaruhi kebijakan politik yang ada dengan berbagai cara (yang baik dan legal);
21. Informasi dan pengetahuan serta karya nyata adalah kekuasaan, barangsiapa yang menguasai ketiganya mereka berkuasa;
22. Jangan haramkan diri kita, kelompok kita dan organisasi kita berkuasa ( legislatif, eksekutif, yudikatif);
23. Kalau hal itu kita lakukan, kita hanya akan menjadi korban kekuasaan, bukan subjek kekuasaan;
24. Tidak ada peradaban dunia yang dibentuk oleh mayoritas. Peradaban dan perubahan itu dibangun oleh minoritas kreatif. Ketika semua orang mengatakan tidak mungkin, minoritas kreatif berkata mungkin dan dia menunjukkannya dg data dan fakta-fakta. (Arnold J. Toynbee)
25. Politik yg cerdas itu ‘pertukaran’. Sebaliknya politik yg bodoh itu ‘transaksi’;
26. Jangan munculkan tokoh menjelang pemilu tetapi bangunlah tokoh tiap hari. Sepanjang hayat harus kampanye;
27. Kita harus mengubah umat Islam dari ‘massa’ menjadi ‘warga negara’, yang kualitasnya ada 5 point:
1. Jadilah warga negara yang tahu dan pandai menjaga haknya;
2. Warga negara itu tahu hak orang lain dan orang banyak dan tahu cara menunaikan hak tersebut masing-masing.
3. Warga negara itu mereka yang tidak tergantung kepada orang lain, berkepribadian, percaya diri, memiliki keberanian dan cerdas menyampaikan pendapat dan gagasan
4. Warga negara itu proaktif tidak menunggu;
5. Melawan dan berjuang dengan cara beradab dan dewasa.
Demikian,
Salam INDONESIA KUAT
www.majelustaklim.produkrakyat.org
Romo Sugeng & Rekan
0 Comments