Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh, Merdika !
SEMANGAT BERKURBAN SEBAGAI KONSEKUENSI IMAN DAN TAKWA KEPADA ALLAH
Maka kita maknai, berkurban ialah, bahwa kita sanggup menunda kenikmatan kecil dan sesaat demi mencapai kebahagiaan yang lebih besar dan kekal.
Kita bersusah payah karena hanya dengan susah payah suatu tujuan tercapai, dan cita-cita terlaksana.
Semangat berkurban adalah konsekuensi iman dan takwa kepada Allah. Sebab, takwa itu jika dijalankan dengan ketulusan dan kesungguhan akan membuat kita berkemampuan melihat jauh ke depan, mampu menginsafi akibat-akibat perbuatan saat ini di kemudian hari, kemudian menyongsong masa mendatang dengan penuh harapan.
Dalam setiap bentuk perintah dan ajaran Illahi harapan-Nya setiap individu manusia menjadi bertakwa kepada-Nya. Dan manusia bertakwa selalu diingatkan agar membiasakan diri mempersiapkan masa depan.
Maka kurang bertakwalah seseorang jika ia kurang mampu melihat masa depan hidupnya yang jauh, jika ia bangga dengan hidup untuk kini dan sekarang ini, atau dalam ukuran yang lebih besar di dunia ini dan di dalam hidup ini saja. Kelemahan manusia yang paling pokok adalah pandangannya yang pendek, tidak jauh ke depan. Karenanya, manusia tidak tahan menderita dan menerima cobaan, tidak tahan memikul beban. Dan selanjutnya, tidak tahan melakukan jerih payah sementara karena mengira jerih payah itu suatu kesengsaraan dan menyangka bahwa kerja keras itu sesusahan.
Padahal dibalik jerih payahnya itu akan didapat manis dan nikmatnya keberhasilan dan sukses. Justru di dalam pengorbanan itulah akan terasa nikmatnya hidup karunia Allah yang amat berharga ini. Dan dalam ajaran Ilahi tentang kurban ini, merupakan pelajaran agar manusia tidak lagi mengorbankan sesama manusia.
Walhamdulillahirabbil’alamiin, Merdeka !
Syaykh Al Mahad
0 Comments